Rabu, 08 Februari 2012

Pastoral Konseling

Nama                : Dian PS. Silalahi & Enos Pangaribuan
Semester           : IV-S.PAK
M. Kuliah         : Pastoral Konseling
Dosen                : Ribkha P. MT. h

MENGATASI MASALAH PERZINAHAN
Salah satu problema yang sering sekali dihadapkan kepada seorag konselor ialah problema yang disebabkan seorang terlibat dalam dosa itu ialah problema yang disebabkan seorang terlibat dalam dosa perzinahan. Bayak ketidak-bahagiaan terjadi karena seorang melakukan dosa ini. Bila orang yang berdosa itu adalah seorang suami atau istri yang juga berperan sebagai bapak atau ibu, maka yang menderita karena perbuatan dosa itu bukan saja dirinya dan suami/istrinya, tetapi juga anak-anaknya.
Kalaupun akhirnya ada penyelesaian dari dosa ini, sering kesembuhannya tidak terdapat terjadi cepat dan total. Banyak luka-luka batin yang sukar disembuhkan (misalnya kebencian anak terhadap orang tua yang menyeleweng, rasa jijik atau di khianti dari partner) ada akibat dari dosa itu yang mungkin tidak bisa dihilangkan bekasnya (misalnya ada anak-anak yang sudah lahir dari hubungan yang berdosa). Memang dosa perzinahan sering mempunyai akibat yang parah. Ketika membahas dosa perzinahan dalam ceramah-ceramah, sering dinyatakann kepada penulis akan arti matius 5:27,28
Kamu telah mendengar firman: jangan berzinah. Tetapi aku berkata kepadamu: setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Untuk menerangkan hal ini penulis mengutip ilustrasi ini: kita tidak dapat menghalangi seekor burung terbang di atas kepala kita tetapi kita dapat melarangnya hinggap di kepala apalagi membuat sarang dan bertelor diatas kepala kita. ilustrasi ini menggambarkan dengan baik beda antara pencobaan, perzinahan dalam hati dan perzinahan dalam perbuatan. Pencobaan bukanlah dosa. Zinah hati dan zinah perbuatan adalah dosa. Yesus sendiri sering dicobai. Ia tidak dicobai hanya sekali saja (matius 4:1-11, lukas 22:28). Ia mengalami segala macam pencobaan seperti kita. Karena itu ia dapat sepenuhnya berempati dengan kita. ia mengerti dan dapat merasakan segala kelemahan kita (ibrani 4:15). Bedanya dengan kita ialah setelah dicobai, ia tidak berbuat dosa. Pencobaan sering datang dengan tiba-tiba tanpa kita rencanakan. Dalam hal dosa seksuil, kita mengurangi kemungkinan dicobai dengan menghindari misalnya tempat-tempat dimana banyak WTS beroperasi, kita menghindari teman-teman yang mempunyai kebiasaan melakukan dosa itu, kita tidak merangsang diri dengan membaca buku-buku porno atau menonton kaset-kaset blue film. Ketika berpacaran kita tidak terlalu saling merangsang
Setelah dicobai (yang bukan dosa), apa yang dapat kita lakukan? Kita bisa memperbolehkan burung yang terbang itu hinggap di kepala kita. setelah dicobai, kita bisa menentukan ingin melakukan langkah yang kedua yaitu berdosa dengan pikiran (dan dapat diteruskan lagi) kepada langkah ketiga yaitu berdosa dengan perbuatan) atau tidak. Dalam hal seksuil, langkah kedua adalah dosa perzinahan dalam hati seperti yang dikatakan Kristus dalam atius 5:27,28. Ini adalah dosa mengingini dalam kesepuluh perintah dosa ini adalah pelanggaran hukum terakhir, Kel. 20:2-17. Jadi sebelum seorang melanggar hukum ketujuh, ia harus melanggar hukum kesepuluh lebih dulu sebelum seorang melakukan dosa perbuata dan perzinahan, ia melakukan dosa perzinahan dalam. Dosa ini tentunya dapat berlaku bagi ria maupun wanita. Meskipun kata-kata dalam Kel. 20:17 dan Mat. 5:27,28 ditunjukkan kepada pria, pelanggaran terhadap ayat-ayat itu dapat dilakukan seorang pria maupun wanita. Seorang pria mudah sekali menginginkan istri pris lain, atau pun pria lain (termasuk pembantunya) sedangkan ia sudah beristri.seorang yang masih bujangan juga dapat menginginkan seorang wanita yang bukan pacarnya. Sama seperti itu seorang wanita mudah sekali menginginkan  bosnya waaupun tau atassannya itu sudah berkeluarga. Seorang wanita yang sudah bersuami mungkin juga menginginkan supirnya. Banyak pendeta atau konselor Kristen yang harus melayani konselin yang datang denga masalah seperti ini.
Setelah pencobaan masuk dengan tawarannya “cantik juga wanita, ya?” kita seharusnya mengaihkan perhatian kita kepada hal-hal yang lain. Kita tidak membolehkan burung itu hinggap diatas kepala kita. karena manusia tidak mampu memikirkan dua hal yang berbeda pada satu saat, dengan mudah kita bisa melupakan godaan itu. Ketida mampuan memikirkan dua hal pada saat yang sama seperti ini adalah anugerah Allah bagi kita. dengan segera kita dapat mengatasi godaan itu dengan memikirkan hal lain (membaca Koran, berbicara dengan teman, membuat pr sekolah, dll).
Godaan itu menjadi dosa perzinahan daalam hati kalau burung yang akan hinggap itu tidak kita usir. Dalam pikiran, cobaan itu malah kita siram dengan bensin. Bila dilanjutkan terus, dosa ini akan bertambah lama bertambah dalam hingga sulit sekali seorang melepaskan diri dari jeratannya meskipun belum tiba pada dosa perzinahan dalam perbuatan. Inilah asal-mula dosa Simson dan raja Daud yang menyebabkan kejatuhan mereka. pada Simson berakhir dengan fatal (kematiannya), sedangkan pada Daud mengakibatkan dosa yang lebih parah dan hukuman yang sangat berat. Secara sederhana Alkitab mengatakan : sesudah itu Simson jatub cinta kepada seorang perempuan dari lembah sorek yang namanya Delila (Hak. 16:4).
Ayat diatas itu dilanjutkan dengan cerita kehancuran Simson ditangan Delila. Ia melupakan panggilan dan misi hidupnya karena terlibat dengan wanita yang tidak baik ini. Memang kalau kita mempelajari kehidupan Simson tampak bahwa ia mempunyai kebiasaan yang buruk dalam hal seksuil. Ia suka berzinah dengan WTS (Hak. 16:1). Dalam kasus raja Daud, cobaan itu cepat diteruskan dengan langkah kedua dan ketiga (II Samuel 11:2-4):
o   Pencobaan (bukan dosa) : sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjaan-jalan diatas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya.
o   Dosa hati : lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: “tu adalah Batsyeba Binti Eliam, istri Uria orang Het itu.”
o   Dosa perbuatan: sesudah itu Daud menyuruh orang megambil dia.perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia……
Dosa perzinahan dalam hati ini tentunya tidak dizaman kuno saja. Dosa ini diulang terus tiap saja dalam sejarah manusia sampai masa modern kini. Juga seorang Kristen tidak kebal terhadap godaan seksuil ini.




           

SUMBER GODAAN SEKSUIL
Ada bayak sumber godaan seksuil. Beberapa diantaranya adalah:
1.     Grass is greener on the otherssaid of the fence
Pepatah dalam bahasa inggris ini berarti “rumput lebih hijau dibalik pagar” membandingkan rumput di halaman kita dan rumput dihalaman tetangga kita? tampak bahwa rumput kita kelihatannya kering, gersang dan kuning. Rumput tetangga tampak hijau dan subur. Pepatah ini berlaku secara umum dan berarti bahwa apa yang dimilki orang lain tampak lebih menarik dari yang kita miliki. Rasanya pekerjaan orang lain lebih menarik dari pekerjaan kita, rasanya rumah dan kompleks orang lain lebih baik dari rumah dan kompleks kita, dll. Kenyataannya mungkin tidak, tetapi kita merasa demikian. Akibatnya kita merasa “kurang” iri dan tidak puas dengan keadaan dan milik kita.
            Perasaan bahwa yang dimiliki orang lain lebih dari yang kita miliki berlaku juga untuk partner. Kita merasa bahwa suami atau istri orang lain lebih baik, lebih menarik dari suami atau istri kita. anehnya pepatah diatas tidak berlaku untuk anak. Itu sebabnya ada kata-kata dimasyarakat bahwa “secantik-cantiknya istrinya kita, lebih cantik istri orang lain; sejelek-jeleknya anak kita, lebih jelek anak orang lain.”
            Bila seorang suami yang telah menikah beberapa tahun tidak waspada, ia akan terjebak dengan godaan bahwa wanita lain lebih menarik dari istrinya. “wanita itu tampak seksi dan montok; mengapa yang dirumah tampak sudah layu dan kering?” “gadis itu kelihatan sabar dan lembut sekali; istri saya cerewet dan suka marah. “suami yang tergoda seperti itu mungkin akan lupa daratan dan mengambil wanita lain itu menjadi istri mudanya
2.      Pedapat Naif
Ada suatu pendapat kekanak-kanakan diantara para pria bahwa “saya harus selalu terangsang oleh istri saya” pendapat naïf ini salah dan tidak realistis. Penulis menggunakan kata “naïf” karena pendapat ini kekanak-kanakan. Setelah lima atau sepuluh tahun menikah, tidak reaistis bila seorang mengharapkan dari suami atau istrinya rangsangan yang tinggi sewaktu masih berpacaran dulu. “dulu ketika masih berpacaran, berpegang tangan saja dengan pacar, saya sudah terangsang tinggi. Sekarang setelah menikah lima tahun, saya tidak lagi terangsang melihat istri saya dalam keadaan apa pun atau berbuat segala macam dengannya. Mengapa ya?”
            Berbahaya kalau kemudian sang suami menanyakan pertanyaan berikutya: “salah siaa kalau begitu?” kemudian akan mulai membanding-bandingkan: “dikantor, bila sekretaris setelah mengetik surat, meminta tanda tangan dan tangannya tersentuh kulit ada ragsangan. Bila resepsionis lewat dan bau parfumnya tercium, mengapa saya juga terangsang?” “istri sudah tidak merangsang lagi tetapi wanita-wanita lain sangat menggairahkan. Tentunya yang salah yang dirumah.” Kesimpulan ini kemudian ditambah dengan keyakinan bahwa “saya berharap untuk selalu terangsang.” Saya sudah bekerja keras. Saya berhak menikmati hidup.” Misbelief ini bila dilaksanakan akan menyebabkan seorang pria juga tergoda dan mengikuti godaan itu untuk berdosa dalam pikiran dan dengan perbuatan.
Apakah yang harus dilakukan seorang bila ia merasa bahwa gairah terhadap partnernya berkurang? Pertama ia harus sadar bahwa hal tersebut adalah hal yang wajar. Kedua iaah tetap mempertahankan kemesraan dengan istrinya. Secara sadar gairah suami-istri dipupuk dan diertahankan sesuai dengan Amsl. 5:18,19. Mematikan gairah antara suami-istri lebih mudah dilakukan daripada mempertahankan dan meningkatkannya. Banyak suami-istri melakukan tindakan-tindakan yang malah mematihkan gairah tersebut, misalnya dengan mengkritik dan mengomeli partnernya terus, bertindak kejam dan acuh tak acuh, menghina dan menyepelekan partner di depan umum. Tidak memelihara penampilan juga akan mengurangi gairah partner terhadap seorang, misalnya : menjadi terlalu gemuk, kurang memelihara kebersihan, sang istri tidak pernah berdandan, sering memakai rol rambut. Pakai yang pakai selalu yang sudah using, dll.
Seperti yang sudah dibahas dalam buku PERNIKAHAN KRISTEN, Suatu Usaha Dalam Kristus, keberhasilan petrnikahan ditentukan oleh suatu usaha yang tidak datang secara otomatis. Juga dalam mempertahankan gairah seksuil suami-istri diperlukan usaha yang dilakukan dengan kesadaran, apalagi bila ingin meningkatkan gairah tersebut. Suami-istri secara sadar harus mengadakan komunikasi. Meskipun mereka sudah menikah sepuluh tahun, harus tetap mengadakan satu petang paling tidak sebulan sekali. Kebutuhan bagi sang istri harus diperhatikan sang suami hingga ia mau sengaja enjamah dan memberikan kemesraan kepada istrinya (lihat pasal VI buku PERNIKAHAN KRISTEN). Ada pendeta menengking “roh amor.” Memang bila seorang mempunyai kebiasaan berzinah ia harus bertobat dan dengan kekuatan Allah menggunakan gairah seksuilnya secara tepat dengan suami-istrinya. Gairah seksuil ini perlu kebahagiaan dalam pernikahan.
3.     Witing Trisno Jalaran Soko Kulino
Pepatah jawa ini menggambarkan betapa mudahnya seorang jatuh cinta karena kelengahan. Dari hubungan biasa saja tetapi karena sering terjadi pertemuan antara seorang pria dan wanita, antara mereka mudah timbul cinta EROS. Dua orang karyawan yang selalu mempunyai tugas kerja untuk bepergian bersama akan mudah masuk dalam godaan seksuil.
4.     Sukses
Sukses merupakan salah satu penyebab seorang mudah melakukan dosa seksuil. Bersama dengan keberhasilan dan kekayaan, seorang mendapatkan banyak fasilitas yang tidak dimilikinya bila ia tidak sukses dan tidak kaya. Tentunya dengan uang banyak, keinginan berdosa yang dulu tidak mampu meraihnya, sekarang bisa didapat dengan mudah. Banyak wanita/pria yang datang kepadanya, tertarik pada kuasa (power) yang dimilikinya dan hartanya, seperti serangga tertarik pada lampu.
Dengan mudah ia dapat membiayai dua keluarga atau mempunyai wanita simpanan. Dengan mudah ia menyewa kamar hotel untuk tempat pertemuan dengan teman berdosanya. Ada penyebab godaan lain bila seorang mengalami sukses, yaitu ketidak puasan yang meningkat bila istrinya sudah dianggapnya tidak memadai. Dalam segala hal di perusahaan ia mendapat yang “paling.” Ruang kerjanya paling luas, AC di ruangnya paling dingin, fasilitas mobilnya paling mewah, bahkan tempat parkir mobilnya pun paling dekat pintu keluar gedungnya. Tetapi bagaimana bila istrinya sudah tidak memadai lagi? Dulu mungkin “bunga desa” tetapi sekarang memalukan bila hendak ditampilkan di pertemuan-pertemuan perusahaan, apalagi di acara internasional di luar negeri.
Sebaliknya seorang bawahan yang hanya salesman dengan fasilitas sepeda motor mempunyai seorang istri yang cantik dan mengggairahkan. Rasa iri, tidak puas dan kebutuhan akan seorang istri yang dapat dibanggakan (bila dibawa ke singaganan) akan menyebabkannya mudah sekali terlibat dalam affair dengan sekretaris atau wanita karir yang ditemuinya dalam bisnis. Mirip seperti itu, seorang wanita karir mudah juga terlibat dalam affair dengan seorang pria teman bisnis karena suaminya sudah tidak memuaskannya lagi (“suami saya kuno, tidak bisa diajak bicara, bodoh,” dll.)
Godaan gemerlapnya lampudan kehidupan glamour yang menyertai sukses ternyata banyak dialami para wanita (yang sudah menikah taupun belum), terutama yang mempunyai penampilan menarik. Pada beberapa skripsi yang ditulis mahasiswa Lembaga Pendidikan Theologia Bethel Jakarta, tampak bahwa godaan ini cukup banyak menjerumuskan mereka yang disebut “perek” (siswi/mahasiswi yang terlibat dalam praktek WTS secara terselubung). Orang tua mereka menyangka bahwa putri mereka berweek-end di rumah teman. Mereka tidak tahu bahwa sang putri sedang menikmati hidup glamour di singapura bersama seorang pengusaha berduit. Tentunya banyak gigolo juga terjun dalam profesi ini karena alasan uang.
5.     Iseng
Tampaknya tidak mungkin iseng merupakan salah satu peneyebab godaan seksuil, tetapi ternyata hal ini benar. Bila seorang ditugaskan oleh perusahaan keluar kota, pada petang harinya di kota asing ia mudah dihinggapi godaan. Setelah bertugas pada pagi harinya, ia tidak mempunyai kegiatan di petan hari. Bila tugas ini mengharuskan ia pergi lama dari rumah, godaan karena iseng ini menjadi besar. Ia nganggur di luar kota, jauh dari keluarga dan mendapat fasilitas. Perusahaan yang menerimanya (misalkan ia seorang purchasing manager”) akan memberi service sebaik mungkin (menjamunya di restoran mewah, mengajaknya ke bar/diskotek/panti pijat, dll.) orang ini akan sangat tergoda, terutama karena sudah lama tidak berkumpul dengan istrinya, hingga dorongan seksuilnya meningkat tinggi. Ia cenderung menggunakan fasilitas yang ditawarkan kepadanya. Godaan ini juga dialami banyak pejabat. Orang yang ditugaskan perusahaan untuk selalu mengatur tamu ke restoran, bar, diskotek, dan panti pijat tentunya juga akan mudah jatuh dalam pencobaan seperti ini. Iseng dengan teman menggoda banyak pemuda. Di antara para pemuda bahkan ada tantangan untuk “main dengan perempuan,” dan bila mereka menolak akan digoda sebagai “banci, bencong.”

6.     Masalah Dalam Pernikahan
Seperti dalam buku PERNIKAHAN KRISTEN, masalah dalam pernikahan akan menyebabkan suami atau istri mudah menyeleweng. Partner yang cerewet (Ams. 21:9 lebih baik tinggal pada sudut sotoh rumah dari pada diam serumah dengan perempuan yang suka bertengkar), kejam, sewenang-wenang, acuh tak acuh akan mudah menyebabkan suami berdosa. Lebih dulu ia akan banyak keluar rumah, pergi ke bar-bar dan disko, dilanjutkan dengan zinah dalam hati dan akhirnya bila diteruskan akan menjadi zinah dalam perbuatan ia merasa diusir dari rumah dan diterima wanita lain di luar.
             Bula seorang partner (suami atau istri) tidak mendapatkan keuasan seksuil dalam pernikahan, kecenderungan untuk terlibat dalam dosa seksuil akan besar sekali. Rasul Paulus dengan tegas sudah memperingatkan hal ini dalam I Kor. 7:1-5; 9. Rasul Paulus begitu kuatnya memperingatkan kita akan bahaya perzinahan karena kebutuhan seks yang tidak dipenuhi hingga ia sampai tiga kali dalam enam ayat ini membicarakannya : bahaya percabulan, godaan iblis dan hangus karena hawa nafsu bila seorang tidak dipenuhi kebutuhan seksuilnya. Ia bahkan sampai mengatur hal mengatur hal bertarak antara suami-istri.
            Suami atau istri yang mempuyai kecenderungan homoseks/lesbian tentunya akan menyebabkan malapetaka pada pernikahannya. Tetapi bukan itu saja, suami atau istri yang anti seks juga akan mendorong pertnernya untuk bezinah karena mencari kepuasan seksuil kepada orang lain. Sikap anti ini (yang merupakan sikap berdosa karena melawan kehendak Allah) mempunyai berbagai macam sumber. Sikap ini mungkin terjadi setelah seorang mengalami hal yang traumatis ataupun secara tidak sadar dibentuk oleh orang tuanya, pendetanya atau “dongeng nenek tua” yang tidak dapat menerima bahwa hubungan seksuil didisain dan diciptakan alat-alat kelamin dan memprogram fungsinya dalam diri manusia dan hewan (yang tentunya banyak bedanya). Program ini yang sering dirusak oleh orang lain (orang tua, pendeta, masyarakat) dengan dimasukkannya rasa jijik, rasa berdosa, dll.
            Akibatnya dalam hubungan yang diperintahkan Allah pun (antara suami-istr, Kej. 1:28 dan keenam ayat) banyak yag tidak mampu melakukannya dengan bebas, sukacita, dan bergairah. Iblis memang banyak berhasil membelokkan tujuan suci Allah hingga timbul rasa bersalah, rasa bertindak seperti binatang, jijik, dll. Iblis juga berdosa dalam hubungan zinah atau homoseksuil, seks sebagai senjata untuk menyakiti, menghina, merendahkan, menghukum, dll. Megatai masalah ini cukup sulit karena sering sikap yang salah dan berdosa itu sudah sedemikian dalamnya sikap yang salah dan berdosa itu sudah sedemikian dalamnya tertanam dalam kepribadian seorang. Bila sebelum menikah seorang tahu bahwa ia tidak dapat menikmati seks (terlebih lagi bila anti seks), sebaiknya ia tidak menikah dulu sampai masalh ini terselesaikan. Janji nikah yang diucapkan seorang sebelum diberkati pernikahannya dihadapan Allah, jemaat-Nya dan pendeta sebagai wakil sebagai Allah mengharuskan kita memenuhi kebutuhan partner kita. Paulus bahkan berkata bahwa dalam pernikahan kita kehilangan hak milikatas tubuh kita sendiri. Sesuai I Kor. 7:3, 4 hak kepemilikan ini kita serahkan kepada partner kita ketika kita menjawab “aku mau” dihadapan pendeta, jemaaat dan Allah sendiri. Tentunya penyerahkan hak kepemilikan ini berlaku bagi kedua pihak hingga boleh ada yang sewenang-wenang.
7.     Masalah Kepribadian
Suatu penyebab lain yang sangat sulit diatasi dalam seorang ialah bila sumbernya ada dalam diri orang itu sediri. Orang itu dari muda memang sudah suka ke WTS, atau sudah menjadi perek hingga menganggap perbuatan-perbuatan itu bukan dosa. Kecenderungan untuk berzinah memang sudah ditanamkan dalam kepribadian orang itu sejak mudanya. Anehnya, tetapi ada orang-orang itu kepada anaknya. Ada orang bapak yang bertanya kepada remajanya apakah ia sudah pernah pergi ke WTS. Ketika remaja itu malu-malu menjawab “belum”, sang bapak mengejeknya. Ia diberi uang untuk ke WTS dan diminta melaporkan pengalamannya. Ada ibu-ibu yang mendorong gadis remajanya untuk tampak seksi, “centil” dan bergaul bebas. Bila gadisnya membawa seorang pemuda nginap di rumah, pemuda itu dibolehkan tinggal sekamar.
Seorang yang mempunyai istri muda/simpanan dan sering mengadakan affair akan memyebabkan anak-anaknya lelaki mempunyai pandangan bahwa hal itu pun lumrah dan dapat ditolerir. Bila tidak hati-hati kelak ia juga mempunyai simpanan atau bila arah kepada istrinya membalasnya dengan pergi ke WTS. Nilai-nilai yang berdosa seperti ini sukar dihilangkan bila sudah menetap dalam diri seorang sejak masa mudanya.
8.     Problema Tengah Umur (Mid-Life problem)
Pada saat berusia 40-45 tahun, terjadilah krisis yang disebut KRISIS TENGAH UMUR (mid-life crisis). Ada ang mengalami ini pada awal usia 40 dan yang mengalaminya setelah mendekati usia 50. Krisis ini lebih terasa pada pria daripada wanita. Tentunya ada pula yang dapat cepat menyesuaikan diri dengan krisis ini hingga masa ini tdak penuh dengan gejola. Tetapi ada banyak pula yang pula yang mengalami masa yang gejolak. Pada usia tengah umur seorang akan sadar bahwa ia tidak muda lagi dan bahwa usianya akan terbatas: ia tidak lagi dalam kondisi prima seperti waktu ia masih remaja. Kekuatannya sudah banyak berkurang. Ia mulai memakai kacamata baca. Tubuhnya lebih cepat lelah. Gignya banyak berulang da harus ditambal atau dicabut. Rambutnya mulai beruban. Kecemasan lebih terasa lagi bila rambutnya mulai rontok. Kulitnya tampak mulai berkeriputt dan timbul bintik-binti karena proses penuaan. Perut atau pahanya mulai banyak mengandung lemak.
Sebetulnya proses ini wajar sekali. Paulus sudah menyinggung hal ini ketika ia membicarakan akan tujuan hidup manusia dlm II Kor. 4:16). Maz. 90:10 memberi tahu kepada kita bahwa memang Allah medisain tubuh kita hingga 70 dan 80 tahun saja. Setelah itu hari-hari kita akan dilewatkan dengan penderitaan. Kesedaran akan keterbatasan ini yang menyebabkan banyak orang mengalami krisi. Banyak cita-cita masa mudanya belum tercapai dan ia sadar tidak akan pernah mencapainya. Kalaupun ia mencapainya, semuanya terasa hambar. Pada usia itu mungkin ia sudah mencapai puncak karirnya di perusahaan. Seperti seorang yang berdiri di puncak, langkah selanjutnya adalah menurun. Ia mulai kuatir dan merasa terancam oleh para sarjana yang masih muda. Ia tahu sebentar lagi ia akan kalah bersaing dengan mereka. kalaupun ia masih menang bersaing, ia tahu bahwa perusahaannya membayar mahal untuk memakainya. Dengan uang gajinya perusahaan yang dipimpinnya mungkin dapat memakai tiga atau empat sarjana baru yang masih gesit. Mungkin ia merasa perusahaan hanya mentolerinya saja sampai masa pensiun. Kecemasan karena harga diri yang dirasanya semakin merosot membuatnya panic bila cukup parah, tampak ia melakukan hal-hal yang “aneh”. Ia akan berusaha keras untuk menopang harga diri ini.
            Harga diri seorang pria banyak ditopang oleh empat hal:
1.     Prestasi kerjanya
2.     Banyaknya uang dan hartanya
3.     Kekuasaan yang dimilikinya
4.     Kemampuan seksuilnya
      Kecemasannya menyebabkan ia bekerja luar biasa keras dan lamanya agar dapat menunjukkan prestasi kepada perusahaannya. Ia ingin membuktikan bahwa perusahaan tidak rugi memakainya. Ia tiba di kantor pagi-pagi dan pulang larut malam meskipun tubuhnya sebenarnya sudah berteriak ingin beristrahat.
      Ia mungkin mengandalkan hartanya untuk menopang harga dirinya. Tiap tahun ia akan mengganti mobilnya dengan yang paling mewah. Memang mobil menjadi symbol status bagi banyak bagi banyak orang walaupun mereka harus membayar cicilan yang besar tiap bulannya. Istrinya mungkin marah melihat suaminya berganti mobil tiap tahunnya karena tidak mengerti hal ini. Yang lain mungkin bekerja mati-matian karena “bersumpah” mendapatkan milyarnya yang terakhir dalam hidup.
      Yang bertumpu pada kekuasaan akan memperlihatkan kemarahannya bila ia merasa orang berani melawannya. Ia mengharapkan semua orang tunduk kepadanya.bawahan yang tidak taat akan kena damprat, meskipun hanya menyangkut hal-hal yang sepele. Toleransinya berkurang, juga dirumah terhadap istri dan anak-anak. Tentunya tidak enak hidup dengan orang seperti ini.
      Yang lain, yang relepan dengan pasal ini, adalah mereka yang bertumpu pada kemampuan seksuil untuk menopang harga dirinya. Ia berusaha membuktikan bahwa ia masih menarik bagi gadis-gadis muda. Banyangkan betapa bangganya bila ia dapat menggandeng seorang gadis SMA, apalagi bila mempunyai anak dengannya ( walaupun orang mengejek di belakangnya sebagai “tua-tua keladi…..”). pakainnya mengikuti selera anak muda; “young and trendy.” Ia mengajak gadis-gadinya pergi berkaraoke dan berdisko sampai larut malam untuk membuktikan bahwa ia sebenarnya masih muda. Tentu semua ini hanyalah memperlihatkan besar kadar kepanikannya. Hati kecilnya mengakui bahwa tubuhnya memang tidak muda lagi. Hati kecilnya mengakui bahwa tubuhnya memang tidak muda lagi. Ia sedang mengalami “puber kedua.” Seorang istri biasanya tidak dianjurkan untuk memberi ultimatum kepada suaminya yang sedang mengalami krisis tengah umur seperti ini tidak bijaksana bila ia berkata: “pilih salah satu, gadis SMA itu atau saya. Buang gadis itu atau ceraikan saya.” Dihadapan pada ultimatum seperti ini, sang istri akan kalah. Kemungkinan  besar ia yang akan diceraikan.
      Karena sama dengan masa puber pertaqma yang akan segera berlalu, masa puber kedua juga akan berlalu. Setelah melewati masa krisis tengah umur ini, seorang pria akan menjadi lebih tenang. Mungkin ia sudah ditinggalkan oleh sigadis SMA. Tetapi pada saat itu ia sudah bercerai atau sudah berpisah dengan istrinya. Mereka keduanya mungkin gengsi untuk menjadi satu kembali. Akibatnya mereka melewatkan masa tua mereka ( yang mungkin masih lebih dari 20 tahun) dalam kesepian yang parah.
Sangat bijaksana bila gereja memberikan banyak ceramah tentang hal ini, juga hal sindroma pasca kuasa (post power syndrome), persiapan untuk penssiun dan masa tua serta hal melewatkan masa janda/duda dengan baik. Dengan adanya persiapan dan pengarahan seperti ini, krisi tengah umur tidak akan terasa terlalu mencekam. Hobi dan kegiatan baru yang bermakna dapat dimulai sebelum pensiun. Kegiatan yang bermakna yang disediakan gereja (penginjilan, melawat, menjadi mentor untuk generasi muda, memimpin kelompok kecil) dapat membuat seorang merasa hidupnya tetap bermakna hingga tidak timbul kecemasan dan kepanikan yang dalam dan ia tidak sampai terlibat dalam dosa seksuil.
JALAN KELUAR : Pemutusan Hubungan “DEL”
Bila seora teah masuk dalam hubungan zinah yang berdosa (baik zzinah dalam hati maupun zinah perbuatan) ia harus secara cepat dan tegas bertobat dan memutuskan hubungan berdosa seperti itu. Dengan anugerah Alla ia bertobat dan meminta ampun kepada-Nya dengan mengakui segala dosanya.
Setelah itu dengan anugerah Allah juga ia memulai program pemutusan hubungan “DEL.”  Pemutusan hubungan secara ini telah dbahas dalam buku: BERPACARAN DAN MEMILIH TEMAN HIDUP, pasal XI. Disini hanya akan disinggung secara singkat beberapa langkahnya dan diaplikasikan untuk hubungan yang berdosa (affair).
Meskipun pemutusan hubungan ini tentunya menyebabkan sakit secara emosi, tetapi ternyata paling ini tentunya menyebabkan sakit secara emosi, tetapi ternyata palinh tidak menyekitkan dibandingkan dengan pemutusan hubungan sedikit demi sedikit dan bertahap. Itulah sebabnya cara in paling manusiawi. Seperti memotong ekor anjing, sekaligus sampai pangkalnya lebih manusiawi dari pada memotong sedikit demi sedikit dari ujungnya selama beberapa minggu.
Bgi seorang konselor, pelayanan kepada konseli seperti meayani orang yang terkenakan masibah. Pelayanan ini perlu terus dilaksakan. Tiap kali rasa sakit karena hubungan yang diputuskan itu memucak, konseli perlu diberi kesempatan untuk mengungkapkan secara tuntas rasa sakit itu. Konseli mugkin perlu menangis dan mengeluarkan air mata jua. Ada pun pemutusan hubungan total itu mencakup:
a.      Sama sekali tidak berhubungan agi dengan partner affair. Ia tidak berhubungan lagi dengannya, baik melalui telpon, surat, dalam pertemuan atau lainnya. Ia dianjurkan untuk tidak mengunjungi, bahkan tidak melewati tempat-tempat memori (misalnya rumahnya, ataupun restorran yang biasa mereka kunjungi dulu). Jangan juga menelpon atau menerima telponnya.
b.     Tidak melihatnya lagi. Melihat dari jauhpun akan menghidupkan luka-luka emosi dan membangkitkan lagi ikatan yang hendak dihindari. Di kantorpun bila akan melihaqt partner affairnya, ia harus menghindar dan memalingkan mukanya.
c.      Lenyapkan segala kesempatan bertemu. Hinder segala macam pertemuan dengannya, misalkan pertemuan dikantornya. Bila keduanya adalah anggota sebuah klub, ia dianjurkan untuk berhenti menjadi anggota.
d.     Berdoa hanya sekali saja baginya. Tiap kali berdoa baginya akan membangkitkan memori dan membagkitkan memori dan membangkitkan lagi arsa sakitnya. Berdoa hanya sekali saja dan pada saat itu sungguh-sungguh memasrahkan si dai kepada Tuhan. Tuhan memberinya kekuatan untuk hidup benar sesuai kehendak Allah.
e.      Menghilangkan benda-benda memori. Segala kenangan pada partner affar harus dilenyapkan. Benda-beda memori cenderung mengingatkan seorang kembali kepadanya. Jadi beda-benda itu perlun dilenyapkan. Surat-surat cinta dan foto-foto bersama perlu dibakar. Arloji, pulpen, gelang, cicin juga perlu dijual atau diberikan orang lain hingga tidak akan tamak agi.
f.      Bial perlu pindah gereja. Usaha meghindari segala macam pertemuan termasuk juga pertemuan di gereja. Bila orang itu dan partner affairnya berasal dari gereja yang sama, ia dan suami/istrinya dianjurkan untuk berpindah gereja, ataupun pergi ke jemaat cabang.
g.     Bila perlu: pindah pekerjaan, pindah kekota lain ataupun keluar negeri. Ini adalah langkah yang paling dratis. Bila setelah langkah-langkah diatas belum juga terselesaikan masalh tersebut (asa sakit berlarut-larut dan tidak kunjungan sembuh), langkah ini mungkin perlu dilakukan. Bila setelah langkah-langkah di atas belum juga terselesaikan masalah tersebut (rasa sakit berlarut-larut dan tidak  kunjung sembuh), langkah ini mungkin perluj dilakukan. Bila langkah terakhir ini diterapkan, berlakulah kebalikan dari kata-kata “jauh di mata jauhdi hati.” Tanpa bertemu, tanpa memandang dan berbicara dengannya dan masuk dalam situs yang sama sekali berebeda, luka di hati akan cepat sembuh.
Langkah terakhir yang drastic ini juga dilakukan oleh orang tua yang kaya bila ingin memutuskan hubungan affair putranya denga wanita yang tidak mereka sukai, misalnya hubungan dengan janda yang sudah mempunyai anak dan yang jauh lebih tua dari anak mereka. kepada anak ini ditawarkan studi keluar negeri. Beberapa bulan saja setelah anak itu berada diluar negeri, ia sudah akan melupakan hubungan yang berdosa dengan si janda. Tentunya anak ini sendiri perlu cukup matang untuk tinggal diluar negeri tanpa melakukan tindakan-tindakan yang tidak bertanggung jawab.
Dalam kasus-kasus seperti ini konseli ditantang untuk berobat. Setelah bertobat serta menerima pengampunan Allah, ia ditantang untuk berani membayar harga (betapapun mahalnya) agar ia terlepas dari hubungan zinah yang berdosa. Barulah setelah itu perkenan Allah hadir lagi dalam hidupnya dan sejahterah ada lagi dalam hatinya.
Tanggung Jawab Kristiani 
Perlu diingatkan disini bahwa tanggung jawab Kristiani tidak boleh diabaikan dalam tiap tindakan kita, termasuk pemutusan hubungan “del” demi penyelesaian masalah perzinahan. Misalnya zinah hati antara seorang pria dan wanita dilanjutkan dengan perbuatan. Hubungan berdosa ini menyebabkan sang wanita mengandung. Bila kemudian salah seorang ataupun keduanya ingin memutuskan hubungan mereka karena suatu hal (berlainan iman, sebenarnya tidak saling mencintai bahkan mulai saling membenci, salah satu mempunyai kepribadian yang parah, dll). Maka bukan saja pihak wanita yang menanggung akibat dosa mereka. sang pemuda juga harus menanggung akibatnya. Jelas iman Kristen melarang kandungan itu digugurkan. Anak yang dilahirkan dapat dipelihara sendiri oleh sang pria ataupun sang wanita ataupun di adopsi oleh orang lain. Bila sang wanita memutuskan untuk memelihara anaknya, maka sang pria harus ikut menanggung biaya pemeliharaan anak tersebut sampai ia mandiri (sampai dewasa).Dalam hal ini perlu juga diingat prinsip : JANGAN BERDOSA UNTUK MENUTUPI DOSA! Tindakan yang paling tepat bila kita berdosa ia bertobat dihadapan Allah. juga jangan melakukan kesalahan lain untuk menutupi kesalahan yang telah dilakukan.

           

1 komentar:

  1. titanium headers - titanium-arts.com
    Titanium - Titanium titanium mens ring is titanium muffler a ti 89 titanium calculator ceramic glass titanium plate used for the manufacture and manufacture of the copper oxide, silver oxide, copper oxide, rocket league titanium white octane zinc oxide, zinc oxide, $12.00 · ‎In stock

    BalasHapus