Nama :
Dian PS. Silalahi & Enos Pangaribuan
Semester :
IV-S.PAK
M. Kuliah :
Pastoral Konseling
Dosen :
Ribkha P. MT. h
MENGATASI MASALAH PERZINAHAN
Salah
satu problema yang sering sekali dihadapkan kepada seorag konselor ialah
problema yang disebabkan seorang terlibat dalam dosa itu ialah problema yang
disebabkan seorang terlibat dalam dosa perzinahan. Bayak ketidak-bahagiaan
terjadi karena seorang melakukan dosa ini. Bila orang yang berdosa itu adalah
seorang suami atau istri yang juga berperan sebagai bapak atau ibu, maka yang
menderita karena perbuatan dosa itu bukan saja dirinya dan suami/istrinya,
tetapi juga anak-anaknya.
Kalaupun
akhirnya ada penyelesaian dari dosa ini, sering kesembuhannya tidak terdapat
terjadi cepat dan total. Banyak luka-luka batin yang sukar disembuhkan
(misalnya kebencian anak terhadap orang tua yang menyeleweng, rasa jijik atau
di khianti dari partner) ada akibat dari dosa itu yang mungkin tidak bisa
dihilangkan bekasnya (misalnya ada anak-anak yang sudah lahir dari hubungan
yang berdosa). Memang dosa perzinahan sering mempunyai akibat yang parah.
Ketika membahas dosa perzinahan dalam ceramah-ceramah, sering dinyatakann
kepada penulis akan arti matius 5:27,28
Kamu
telah mendengar firman: jangan berzinah. Tetapi aku berkata kepadamu: setiap
orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia
di dalam hatinya. Untuk menerangkan hal ini penulis mengutip ilustrasi ini:
kita tidak dapat menghalangi seekor burung terbang di atas kepala kita tetapi
kita dapat melarangnya hinggap di kepala apalagi membuat sarang dan bertelor
diatas kepala kita. ilustrasi ini menggambarkan dengan baik beda antara
pencobaan, perzinahan dalam hati dan perzinahan dalam perbuatan. Pencobaan
bukanlah dosa. Zinah hati dan zinah perbuatan adalah dosa. Yesus sendiri sering
dicobai. Ia tidak dicobai hanya sekali saja (matius 4:1-11, lukas 22:28). Ia
mengalami segala macam pencobaan seperti kita. Karena itu ia dapat sepenuhnya
berempati dengan kita. ia mengerti dan dapat merasakan segala kelemahan kita
(ibrani 4:15). Bedanya dengan kita ialah setelah dicobai, ia tidak berbuat
dosa. Pencobaan sering datang dengan tiba-tiba tanpa kita rencanakan. Dalam hal
dosa seksuil, kita mengurangi kemungkinan dicobai dengan menghindari misalnya
tempat-tempat dimana banyak WTS beroperasi, kita menghindari teman-teman yang
mempunyai kebiasaan melakukan dosa itu, kita tidak merangsang diri dengan
membaca buku-buku porno atau menonton kaset-kaset blue film. Ketika berpacaran
kita tidak terlalu saling merangsang
Setelah
dicobai (yang bukan dosa), apa yang dapat kita lakukan? Kita bisa
memperbolehkan burung yang terbang itu hinggap di kepala kita. setelah dicobai,
kita bisa menentukan ingin melakukan langkah yang kedua yaitu berdosa dengan
pikiran (dan dapat diteruskan lagi) kepada langkah ketiga yaitu berdosa dengan
perbuatan) atau tidak. Dalam hal seksuil, langkah kedua adalah dosa perzinahan
dalam hati seperti yang dikatakan Kristus dalam atius 5:27,28. Ini adalah dosa
mengingini dalam kesepuluh perintah dosa ini adalah pelanggaran hukum terakhir,
Kel. 20:2-17. Jadi sebelum seorang melanggar hukum ketujuh, ia harus melanggar
hukum kesepuluh lebih dulu sebelum seorang melakukan dosa perbuata dan
perzinahan, ia melakukan dosa perzinahan dalam. Dosa ini tentunya dapat berlaku
bagi ria maupun wanita. Meskipun kata-kata dalam Kel. 20:17 dan Mat. 5:27,28
ditunjukkan kepada pria, pelanggaran terhadap ayat-ayat itu dapat dilakukan
seorang pria maupun wanita. Seorang pria mudah sekali menginginkan istri pris
lain, atau pun pria lain (termasuk pembantunya) sedangkan ia sudah
beristri.seorang yang masih bujangan juga dapat menginginkan seorang wanita
yang bukan pacarnya. Sama seperti itu seorang wanita mudah sekali menginginkan bosnya waaupun tau atassannya itu sudah
berkeluarga. Seorang wanita yang sudah bersuami mungkin juga menginginkan
supirnya. Banyak pendeta atau konselor Kristen yang harus melayani konselin
yang datang denga masalah seperti ini.
Setelah
pencobaan masuk dengan tawarannya “cantik juga wanita, ya?” kita seharusnya
mengaihkan perhatian kita kepada hal-hal yang lain. Kita tidak membolehkan
burung itu hinggap diatas kepala kita. karena manusia tidak mampu memikirkan
dua hal yang berbeda pada satu saat, dengan mudah kita bisa melupakan godaan itu.
Ketida mampuan memikirkan dua hal pada saat yang sama seperti ini adalah
anugerah Allah bagi kita. dengan segera kita dapat mengatasi godaan itu dengan
memikirkan hal lain (membaca Koran, berbicara dengan teman, membuat pr sekolah,
dll).
Godaan
itu menjadi dosa perzinahan daalam hati kalau burung yang akan hinggap itu
tidak kita usir. Dalam pikiran, cobaan itu malah kita siram dengan bensin. Bila
dilanjutkan terus, dosa ini akan bertambah lama bertambah dalam hingga sulit
sekali seorang melepaskan diri dari jeratannya meskipun belum tiba pada dosa
perzinahan dalam perbuatan. Inilah asal-mula dosa Simson dan raja Daud yang
menyebabkan kejatuhan mereka. pada Simson berakhir dengan fatal (kematiannya),
sedangkan pada Daud mengakibatkan dosa yang lebih parah dan hukuman yang sangat
berat. Secara sederhana Alkitab mengatakan : sesudah itu Simson jatub cinta
kepada seorang perempuan dari lembah sorek yang namanya Delila (Hak. 16:4).
Ayat
diatas itu dilanjutkan dengan cerita kehancuran Simson ditangan Delila. Ia
melupakan panggilan dan misi hidupnya karena terlibat dengan wanita yang tidak
baik ini. Memang kalau kita mempelajari kehidupan Simson tampak bahwa ia
mempunyai kebiasaan yang buruk dalam hal seksuil. Ia suka berzinah dengan WTS
(Hak. 16:1). Dalam kasus raja Daud, cobaan itu cepat diteruskan dengan langkah
kedua dan ketiga (II Samuel 11:2-4):
o
Pencobaan
(bukan dosa) : sekali peristiwa pada waktu petang,
ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjaan-jalan diatas sotoh
istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi;
perempuan itu sangat elok rupanya.
o
Dosa
hati
: lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata:
“tu adalah Batsyeba Binti Eliam, istri Uria orang Het itu.”
o
Dosa
perbuatan: sesudah itu Daud menyuruh orang megambil
dia.perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia……
Dosa
perzinahan dalam hati ini tentunya tidak dizaman kuno saja. Dosa ini diulang
terus tiap saja dalam sejarah manusia sampai masa modern kini. Juga seorang
Kristen tidak kebal terhadap godaan seksuil ini.
SUMBER GODAAN SEKSUIL
Ada
bayak sumber godaan seksuil. Beberapa diantaranya adalah:
1. Grass
is greener on the otherssaid of the fence
Pepatah
dalam bahasa inggris ini berarti “rumput lebih hijau dibalik pagar”
membandingkan rumput di halaman kita dan rumput dihalaman tetangga kita? tampak
bahwa rumput kita kelihatannya kering, gersang dan kuning. Rumput tetangga
tampak hijau dan subur. Pepatah ini berlaku secara umum dan berarti bahwa apa
yang dimilki orang lain tampak lebih menarik dari yang kita miliki. Rasanya
pekerjaan orang lain lebih menarik dari pekerjaan kita, rasanya rumah dan
kompleks orang lain lebih baik dari rumah dan kompleks kita, dll. Kenyataannya
mungkin tidak, tetapi kita merasa demikian. Akibatnya kita merasa “kurang” iri
dan tidak puas dengan keadaan dan milik kita.
Perasaan bahwa yang dimiliki orang
lain lebih dari yang kita miliki berlaku juga untuk partner. Kita merasa bahwa
suami atau istri orang lain lebih baik, lebih menarik dari suami atau istri
kita. anehnya pepatah diatas tidak berlaku untuk anak. Itu sebabnya ada
kata-kata dimasyarakat bahwa “secantik-cantiknya istrinya kita, lebih cantik
istri orang lain; sejelek-jeleknya anak kita, lebih jelek anak orang lain.”
Bila seorang suami yang telah
menikah beberapa tahun tidak waspada, ia akan terjebak dengan godaan bahwa
wanita lain lebih menarik dari istrinya. “wanita itu tampak seksi dan montok;
mengapa yang dirumah tampak sudah layu dan kering?” “gadis itu kelihatan sabar
dan lembut sekali; istri saya cerewet dan suka marah. “suami yang tergoda
seperti itu mungkin akan lupa daratan dan mengambil wanita lain itu menjadi
istri mudanya
2. Pedapat Naif
Ada
suatu pendapat kekanak-kanakan diantara para pria bahwa “saya harus selalu
terangsang oleh istri saya” pendapat naïf ini salah dan tidak realistis.
Penulis menggunakan kata “naïf” karena pendapat ini kekanak-kanakan. Setelah
lima atau sepuluh tahun menikah, tidak reaistis bila seorang mengharapkan dari
suami atau istrinya rangsangan yang tinggi sewaktu masih berpacaran dulu. “dulu
ketika masih berpacaran, berpegang tangan saja dengan pacar, saya sudah
terangsang tinggi. Sekarang setelah menikah lima tahun, saya tidak lagi
terangsang melihat istri saya dalam keadaan apa pun atau berbuat segala macam
dengannya. Mengapa ya?”
Berbahaya kalau kemudian sang suami
menanyakan pertanyaan berikutya: “salah siaa kalau begitu?” kemudian akan mulai
membanding-bandingkan: “dikantor, bila sekretaris setelah mengetik surat,
meminta tanda tangan dan tangannya tersentuh kulit ada ragsangan. Bila
resepsionis lewat dan bau parfumnya tercium, mengapa saya juga terangsang?”
“istri sudah tidak merangsang lagi tetapi wanita-wanita lain sangat
menggairahkan. Tentunya yang salah yang dirumah.” Kesimpulan ini kemudian
ditambah dengan keyakinan bahwa “saya berharap untuk selalu terangsang.” Saya
sudah bekerja keras. Saya berhak menikmati hidup.” Misbelief ini bila
dilaksanakan akan menyebabkan seorang pria juga tergoda dan mengikuti godaan
itu untuk berdosa dalam pikiran dan dengan perbuatan.
Apakah
yang harus dilakukan seorang bila ia merasa bahwa gairah terhadap partnernya
berkurang? Pertama ia harus sadar bahwa hal tersebut adalah hal yang wajar.
Kedua iaah tetap mempertahankan kemesraan dengan istrinya. Secara sadar gairah
suami-istri dipupuk dan diertahankan sesuai dengan Amsl. 5:18,19. Mematikan
gairah antara suami-istri lebih mudah dilakukan daripada mempertahankan dan
meningkatkannya. Banyak suami-istri melakukan tindakan-tindakan yang malah
mematihkan gairah tersebut, misalnya dengan mengkritik dan mengomeli partnernya
terus, bertindak kejam dan acuh tak acuh, menghina dan menyepelekan partner di
depan umum. Tidak memelihara penampilan juga akan mengurangi gairah partner
terhadap seorang, misalnya : menjadi terlalu gemuk, kurang memelihara
kebersihan, sang istri tidak pernah berdandan, sering memakai rol rambut. Pakai
yang pakai selalu yang sudah using, dll.
Seperti
yang sudah dibahas dalam buku PERNIKAHAN KRISTEN, Suatu Usaha Dalam Kristus,
keberhasilan petrnikahan ditentukan oleh suatu usaha yang tidak datang secara
otomatis. Juga dalam mempertahankan gairah seksuil suami-istri diperlukan usaha
yang dilakukan dengan kesadaran, apalagi bila ingin meningkatkan gairah
tersebut. Suami-istri secara sadar harus mengadakan komunikasi. Meskipun mereka
sudah menikah sepuluh tahun, harus tetap mengadakan satu petang paling tidak
sebulan sekali. Kebutuhan bagi sang istri harus diperhatikan sang suami hingga
ia mau sengaja enjamah dan memberikan kemesraan kepada istrinya (lihat pasal VI
buku PERNIKAHAN KRISTEN). Ada pendeta menengking “roh amor.” Memang bila
seorang mempunyai kebiasaan berzinah ia harus bertobat dan dengan kekuatan
Allah menggunakan gairah seksuilnya secara tepat dengan suami-istrinya. Gairah
seksuil ini perlu kebahagiaan dalam pernikahan.
3. Witing
Trisno Jalaran Soko Kulino
Pepatah
jawa ini menggambarkan betapa mudahnya seorang jatuh cinta karena kelengahan.
Dari hubungan biasa saja tetapi karena sering terjadi pertemuan antara seorang
pria dan wanita, antara mereka mudah timbul cinta EROS. Dua orang karyawan yang
selalu mempunyai tugas kerja untuk bepergian bersama akan mudah masuk dalam
godaan seksuil.
4. Sukses
Sukses
merupakan salah satu penyebab seorang mudah melakukan dosa seksuil. Bersama
dengan keberhasilan dan kekayaan, seorang mendapatkan banyak fasilitas yang
tidak dimilikinya bila ia tidak sukses dan tidak kaya. Tentunya dengan uang
banyak, keinginan berdosa yang dulu tidak mampu meraihnya, sekarang bisa
didapat dengan mudah. Banyak wanita/pria yang datang kepadanya, tertarik pada
kuasa (power) yang dimilikinya dan hartanya, seperti serangga tertarik pada
lampu.
Dengan
mudah ia dapat membiayai dua keluarga atau mempunyai wanita simpanan. Dengan
mudah ia menyewa kamar hotel untuk tempat pertemuan dengan teman berdosanya.
Ada penyebab godaan lain bila seorang mengalami sukses, yaitu ketidak puasan
yang meningkat bila istrinya sudah dianggapnya tidak memadai. Dalam segala hal
di perusahaan ia mendapat yang “paling.” Ruang kerjanya paling luas, AC di
ruangnya paling dingin, fasilitas mobilnya paling mewah, bahkan tempat parkir
mobilnya pun paling dekat pintu keluar gedungnya. Tetapi bagaimana bila
istrinya sudah tidak memadai lagi? Dulu mungkin “bunga desa” tetapi sekarang
memalukan bila hendak ditampilkan di pertemuan-pertemuan perusahaan, apalagi di
acara internasional di luar negeri.
Sebaliknya
seorang bawahan yang hanya salesman dengan fasilitas sepeda motor mempunyai
seorang istri yang cantik dan mengggairahkan. Rasa iri, tidak puas dan
kebutuhan akan seorang istri yang dapat dibanggakan (bila dibawa ke singaganan)
akan menyebabkannya mudah sekali terlibat dalam affair dengan sekretaris atau
wanita karir yang ditemuinya dalam bisnis. Mirip seperti itu, seorang wanita
karir mudah juga terlibat dalam affair dengan seorang pria teman bisnis karena
suaminya sudah tidak memuaskannya lagi (“suami saya kuno, tidak bisa diajak bicara,
bodoh,” dll.)
Godaan
gemerlapnya lampudan kehidupan glamour yang menyertai sukses ternyata banyak
dialami para wanita (yang sudah menikah taupun belum), terutama yang mempunyai
penampilan menarik. Pada beberapa skripsi yang ditulis mahasiswa Lembaga
Pendidikan Theologia Bethel Jakarta, tampak bahwa godaan ini cukup banyak
menjerumuskan mereka yang disebut “perek” (siswi/mahasiswi yang terlibat dalam
praktek WTS secara terselubung). Orang tua mereka menyangka bahwa putri mereka
berweek-end di rumah teman. Mereka tidak tahu bahwa sang putri sedang menikmati
hidup glamour di singapura bersama seorang pengusaha berduit. Tentunya banyak
gigolo juga terjun dalam profesi ini karena alasan uang.
5. Iseng
Tampaknya
tidak mungkin iseng merupakan salah satu peneyebab godaan seksuil, tetapi
ternyata hal ini benar. Bila seorang ditugaskan oleh perusahaan keluar kota,
pada petang harinya di kota asing ia mudah dihinggapi godaan. Setelah bertugas
pada pagi harinya, ia tidak mempunyai kegiatan di petan hari. Bila tugas ini
mengharuskan ia pergi lama dari rumah, godaan karena iseng ini menjadi besar.
Ia nganggur di luar kota, jauh dari keluarga dan mendapat fasilitas. Perusahaan
yang menerimanya (misalkan ia seorang purchasing manager”) akan memberi service
sebaik mungkin (menjamunya di restoran mewah, mengajaknya ke bar/diskotek/panti
pijat, dll.) orang ini akan sangat tergoda, terutama karena sudah lama tidak
berkumpul dengan istrinya, hingga dorongan seksuilnya meningkat tinggi. Ia
cenderung menggunakan fasilitas yang ditawarkan kepadanya. Godaan ini juga
dialami banyak pejabat. Orang yang ditugaskan perusahaan untuk selalu mengatur
tamu ke restoran, bar, diskotek, dan panti pijat tentunya juga akan mudah jatuh
dalam pencobaan seperti ini. Iseng dengan teman menggoda banyak pemuda. Di
antara para pemuda bahkan ada tantangan untuk “main dengan perempuan,” dan bila
mereka menolak akan digoda sebagai “banci, bencong.”
6. Masalah
Dalam Pernikahan
Seperti
dalam buku PERNIKAHAN KRISTEN, masalah dalam pernikahan akan menyebabkan suami
atau istri mudah menyeleweng. Partner yang cerewet (Ams. 21:9 lebih baik
tinggal pada sudut sotoh rumah dari pada diam serumah dengan perempuan yang
suka bertengkar), kejam, sewenang-wenang, acuh tak acuh akan mudah menyebabkan
suami berdosa. Lebih dulu ia akan banyak keluar rumah, pergi ke bar-bar dan
disko, dilanjutkan dengan zinah dalam hati dan akhirnya bila diteruskan akan
menjadi zinah dalam perbuatan ia merasa diusir dari rumah dan diterima wanita
lain di luar.
Bula seorang partner (suami atau istri) tidak
mendapatkan keuasan seksuil dalam pernikahan, kecenderungan untuk terlibat
dalam dosa seksuil akan besar sekali. Rasul Paulus dengan tegas sudah
memperingatkan hal ini dalam I Kor. 7:1-5; 9. Rasul Paulus begitu kuatnya
memperingatkan kita akan bahaya perzinahan karena kebutuhan seks yang tidak
dipenuhi hingga ia sampai tiga kali dalam enam ayat ini membicarakannya :
bahaya percabulan, godaan iblis dan hangus karena hawa nafsu bila seorang tidak
dipenuhi kebutuhan seksuilnya. Ia bahkan sampai mengatur hal mengatur hal
bertarak antara suami-istri.
Suami atau istri yang mempuyai
kecenderungan homoseks/lesbian tentunya akan menyebabkan malapetaka pada
pernikahannya. Tetapi bukan itu saja, suami atau istri yang anti seks juga akan
mendorong pertnernya untuk bezinah karena mencari kepuasan seksuil kepada orang
lain. Sikap anti ini (yang merupakan sikap berdosa karena melawan kehendak
Allah) mempunyai berbagai macam sumber. Sikap ini mungkin terjadi setelah
seorang mengalami hal yang traumatis ataupun secara tidak sadar dibentuk oleh
orang tuanya, pendetanya atau “dongeng nenek tua” yang tidak dapat menerima
bahwa hubungan seksuil didisain dan diciptakan alat-alat kelamin dan memprogram
fungsinya dalam diri manusia dan hewan (yang tentunya banyak bedanya). Program
ini yang sering dirusak oleh orang lain (orang tua, pendeta, masyarakat) dengan
dimasukkannya rasa jijik, rasa berdosa, dll.
Akibatnya dalam hubungan yang
diperintahkan Allah pun (antara suami-istr, Kej. 1:28 dan keenam ayat) banyak
yag tidak mampu melakukannya dengan bebas, sukacita, dan bergairah. Iblis
memang banyak berhasil membelokkan tujuan suci Allah hingga timbul rasa
bersalah, rasa bertindak seperti binatang, jijik, dll. Iblis juga berdosa dalam
hubungan zinah atau homoseksuil, seks sebagai senjata untuk menyakiti,
menghina, merendahkan, menghukum, dll. Megatai masalah ini cukup sulit karena
sering sikap yang salah dan berdosa itu sudah sedemikian dalamnya sikap yang
salah dan berdosa itu sudah sedemikian dalamnya tertanam dalam kepribadian
seorang. Bila sebelum menikah seorang tahu bahwa ia tidak dapat menikmati seks
(terlebih lagi bila anti seks), sebaiknya ia tidak menikah dulu sampai masalh
ini terselesaikan. Janji nikah yang diucapkan seorang sebelum diberkati pernikahannya
dihadapan Allah, jemaat-Nya dan pendeta sebagai wakil sebagai Allah
mengharuskan kita memenuhi kebutuhan partner kita. Paulus bahkan berkata bahwa
dalam pernikahan kita kehilangan hak milikatas tubuh kita sendiri. Sesuai I
Kor. 7:3, 4 hak kepemilikan ini kita serahkan kepada partner kita ketika kita
menjawab “aku mau” dihadapan pendeta, jemaaat dan Allah sendiri. Tentunya
penyerahkan hak kepemilikan ini berlaku bagi kedua pihak hingga boleh ada yang
sewenang-wenang.
7. Masalah
Kepribadian
Suatu
penyebab lain yang sangat sulit diatasi dalam seorang ialah bila sumbernya ada
dalam diri orang itu sediri. Orang itu dari muda memang sudah suka ke WTS, atau
sudah menjadi perek hingga menganggap perbuatan-perbuatan itu bukan dosa.
Kecenderungan untuk berzinah memang sudah ditanamkan dalam kepribadian orang
itu sejak mudanya. Anehnya, tetapi ada orang-orang itu kepada anaknya. Ada
orang bapak yang bertanya kepada remajanya apakah ia sudah pernah pergi ke WTS.
Ketika remaja itu malu-malu menjawab “belum”, sang bapak mengejeknya. Ia diberi
uang untuk ke WTS dan diminta melaporkan pengalamannya. Ada ibu-ibu yang
mendorong gadis remajanya untuk tampak seksi, “centil” dan bergaul bebas. Bila
gadisnya membawa seorang pemuda nginap di rumah, pemuda itu dibolehkan tinggal
sekamar.
Seorang
yang mempunyai istri muda/simpanan dan sering mengadakan affair akan
memyebabkan anak-anaknya lelaki mempunyai pandangan bahwa hal itu pun lumrah
dan dapat ditolerir. Bila tidak hati-hati kelak ia juga mempunyai simpanan atau
bila arah kepada istrinya membalasnya dengan pergi ke WTS. Nilai-nilai yang
berdosa seperti ini sukar dihilangkan bila sudah menetap dalam diri seorang
sejak masa mudanya.
8. Problema
Tengah Umur (Mid-Life problem)
Pada
saat berusia 40-45 tahun, terjadilah krisis yang disebut KRISIS TENGAH UMUR
(mid-life crisis). Ada ang mengalami ini pada awal usia 40 dan yang
mengalaminya setelah mendekati usia 50. Krisis ini lebih terasa pada pria
daripada wanita. Tentunya ada pula yang dapat cepat menyesuaikan diri dengan
krisis ini hingga masa ini tdak penuh dengan gejola. Tetapi ada banyak pula
yang pula yang mengalami masa yang gejolak. Pada usia tengah umur seorang akan
sadar bahwa ia tidak muda lagi dan bahwa usianya akan terbatas: ia tidak lagi
dalam kondisi prima seperti waktu ia masih remaja. Kekuatannya sudah banyak
berkurang. Ia mulai memakai kacamata baca. Tubuhnya lebih cepat lelah. Gignya
banyak berulang da harus ditambal atau dicabut. Rambutnya mulai beruban.
Kecemasan lebih terasa lagi bila rambutnya mulai rontok. Kulitnya tampak mulai
berkeriputt dan timbul bintik-binti karena proses penuaan. Perut atau pahanya
mulai banyak mengandung lemak.
Sebetulnya
proses ini wajar sekali. Paulus sudah menyinggung hal ini ketika ia
membicarakan akan tujuan hidup manusia dlm II Kor. 4:16). Maz. 90:10 memberi
tahu kepada kita bahwa memang Allah medisain tubuh kita hingga 70 dan 80 tahun
saja. Setelah itu hari-hari kita akan dilewatkan dengan penderitaan. Kesedaran
akan keterbatasan ini yang menyebabkan banyak orang mengalami krisi. Banyak
cita-cita masa mudanya belum tercapai dan ia sadar tidak akan pernah
mencapainya. Kalaupun ia mencapainya, semuanya terasa hambar. Pada usia itu
mungkin ia sudah mencapai puncak karirnya di perusahaan. Seperti seorang yang
berdiri di puncak, langkah selanjutnya adalah menurun. Ia mulai kuatir dan
merasa terancam oleh para sarjana yang masih muda. Ia tahu sebentar lagi ia
akan kalah bersaing dengan mereka. kalaupun ia masih menang bersaing, ia tahu
bahwa perusahaannya membayar mahal untuk memakainya. Dengan uang gajinya
perusahaan yang dipimpinnya mungkin dapat memakai tiga atau empat sarjana baru
yang masih gesit. Mungkin ia merasa perusahaan hanya mentolerinya saja sampai
masa pensiun. Kecemasan karena harga diri yang dirasanya semakin merosot
membuatnya panic bila cukup parah, tampak ia melakukan hal-hal yang “aneh”. Ia
akan berusaha keras untuk menopang harga diri ini.
Harga diri seorang pria banyak
ditopang oleh empat hal:
1. Prestasi
kerjanya
2. Banyaknya
uang dan hartanya
3. Kekuasaan
yang dimilikinya
4. Kemampuan
seksuilnya
Kecemasannya
menyebabkan ia bekerja luar biasa keras dan lamanya agar dapat menunjukkan
prestasi kepada perusahaannya. Ia ingin membuktikan bahwa perusahaan tidak rugi
memakainya. Ia tiba di kantor pagi-pagi dan pulang larut malam meskipun
tubuhnya sebenarnya sudah berteriak ingin beristrahat.
Ia mungkin mengandalkan hartanya untuk
menopang harga dirinya. Tiap tahun ia akan mengganti mobilnya dengan yang
paling mewah. Memang mobil menjadi symbol status bagi banyak bagi banyak orang
walaupun mereka harus membayar cicilan yang besar tiap bulannya. Istrinya
mungkin marah melihat suaminya berganti mobil tiap tahunnya karena tidak
mengerti hal ini. Yang lain mungkin bekerja mati-matian karena “bersumpah”
mendapatkan milyarnya yang terakhir dalam hidup.
Yang bertumpu pada kekuasaan akan
memperlihatkan kemarahannya bila ia merasa orang berani melawannya. Ia
mengharapkan semua orang tunduk kepadanya.bawahan yang tidak taat akan kena
damprat, meskipun hanya menyangkut hal-hal yang sepele. Toleransinya berkurang,
juga dirumah terhadap istri dan anak-anak. Tentunya tidak enak hidup dengan
orang seperti ini.
Yang lain, yang relepan dengan pasal ini,
adalah mereka yang bertumpu pada kemampuan seksuil untuk menopang harga
dirinya. Ia berusaha membuktikan bahwa ia masih menarik bagi gadis-gadis muda.
Banyangkan betapa bangganya bila ia dapat menggandeng seorang gadis SMA,
apalagi bila mempunyai anak dengannya ( walaupun orang mengejek di belakangnya
sebagai “tua-tua keladi…..”). pakainnya mengikuti selera anak muda; “young and trendy.” Ia mengajak
gadis-gadinya pergi berkaraoke dan berdisko sampai larut malam untuk
membuktikan bahwa ia sebenarnya masih muda. Tentu semua ini hanyalah
memperlihatkan besar kadar kepanikannya. Hati kecilnya mengakui bahwa tubuhnya
memang tidak muda lagi. Hati kecilnya mengakui bahwa tubuhnya memang tidak muda
lagi. Ia sedang mengalami “puber kedua.” Seorang istri biasanya tidak
dianjurkan untuk memberi ultimatum kepada suaminya yang sedang mengalami krisis
tengah umur seperti ini tidak bijaksana bila ia berkata: “pilih salah satu,
gadis SMA itu atau saya. Buang gadis itu atau ceraikan saya.” Dihadapan pada
ultimatum seperti ini, sang istri akan kalah. Kemungkinan besar ia yang akan diceraikan.
Karena sama dengan masa puber pertaqma
yang akan segera berlalu, masa puber kedua juga akan berlalu. Setelah melewati
masa krisis tengah umur ini, seorang pria akan menjadi lebih tenang. Mungkin ia
sudah ditinggalkan oleh sigadis SMA. Tetapi pada saat itu ia sudah bercerai
atau sudah berpisah dengan istrinya. Mereka keduanya mungkin gengsi untuk
menjadi satu kembali. Akibatnya mereka melewatkan masa tua mereka ( yang
mungkin masih lebih dari 20 tahun) dalam kesepian yang parah.
Sangat
bijaksana bila gereja memberikan banyak ceramah tentang hal ini, juga hal
sindroma pasca kuasa (post power syndrome), persiapan untuk penssiun dan masa
tua serta hal melewatkan masa janda/duda dengan baik. Dengan adanya persiapan
dan pengarahan seperti ini, krisi tengah umur tidak akan terasa terlalu
mencekam. Hobi dan kegiatan baru yang bermakna dapat dimulai sebelum pensiun.
Kegiatan yang bermakna yang disediakan gereja (penginjilan, melawat, menjadi
mentor untuk generasi muda, memimpin kelompok kecil) dapat membuat seorang
merasa hidupnya tetap bermakna hingga tidak timbul kecemasan dan kepanikan yang
dalam dan ia tidak sampai terlibat dalam dosa seksuil.
JALAN
KELUAR : Pemutusan Hubungan “DEL”
Bila seora teah masuk dalam hubungan
zinah yang berdosa (baik zzinah dalam hati maupun zinah perbuatan) ia harus
secara cepat dan tegas bertobat dan memutuskan hubungan berdosa seperti itu.
Dengan anugerah Alla ia bertobat dan meminta ampun kepada-Nya dengan mengakui
segala dosanya.
Setelah itu dengan anugerah Allah juga
ia memulai program pemutusan hubungan “DEL.”
Pemutusan hubungan secara ini telah dbahas dalam buku: BERPACARAN DAN
MEMILIH TEMAN HIDUP, pasal XI. Disini hanya akan disinggung secara singkat
beberapa langkahnya dan diaplikasikan untuk hubungan yang berdosa (affair).
Meskipun pemutusan hubungan ini tentunya
menyebabkan sakit secara emosi, tetapi ternyata paling ini tentunya menyebabkan
sakit secara emosi, tetapi ternyata palinh tidak menyekitkan dibandingkan
dengan pemutusan hubungan sedikit demi sedikit dan bertahap. Itulah sebabnya
cara in paling manusiawi. Seperti memotong ekor anjing, sekaligus sampai
pangkalnya lebih manusiawi dari pada memotong sedikit demi sedikit dari
ujungnya selama beberapa minggu.
Bgi seorang konselor, pelayanan kepada
konseli seperti meayani orang yang terkenakan masibah. Pelayanan ini perlu
terus dilaksakan. Tiap kali rasa sakit karena hubungan yang diputuskan itu
memucak, konseli perlu diberi kesempatan untuk mengungkapkan secara tuntas rasa
sakit itu. Konseli mugkin perlu menangis dan mengeluarkan air mata jua. Ada pun
pemutusan hubungan total itu mencakup:
a. Sama
sekali tidak berhubungan agi dengan partner affair. Ia tidak berhubungan lagi
dengannya, baik melalui telpon, surat, dalam pertemuan atau lainnya. Ia
dianjurkan untuk tidak mengunjungi, bahkan tidak melewati tempat-tempat memori
(misalnya rumahnya, ataupun restorran yang biasa mereka kunjungi dulu). Jangan
juga menelpon atau menerima telponnya.
b. Tidak
melihatnya lagi. Melihat dari jauhpun akan menghidupkan luka-luka emosi dan
membangkitkan lagi ikatan yang hendak dihindari. Di kantorpun bila akan
melihaqt partner affairnya, ia harus menghindar dan memalingkan mukanya.
c. Lenyapkan
segala kesempatan bertemu. Hinder segala macam pertemuan dengannya, misalkan
pertemuan dikantornya. Bila keduanya adalah anggota sebuah klub, ia dianjurkan
untuk berhenti menjadi anggota.
d. Berdoa
hanya sekali saja baginya. Tiap kali berdoa baginya akan membangkitkan memori
dan membagkitkan memori dan membangkitkan lagi arsa sakitnya. Berdoa hanya
sekali saja dan pada saat itu sungguh-sungguh memasrahkan si dai kepada Tuhan.
Tuhan memberinya kekuatan untuk hidup benar sesuai kehendak Allah.
e. Menghilangkan
benda-benda memori. Segala kenangan pada partner affar harus dilenyapkan.
Benda-beda memori cenderung mengingatkan seorang kembali kepadanya. Jadi
beda-benda itu perlun dilenyapkan. Surat-surat cinta dan foto-foto bersama
perlu dibakar. Arloji, pulpen, gelang, cicin juga perlu dijual atau diberikan
orang lain hingga tidak akan tamak agi.
f. Bial
perlu pindah gereja. Usaha meghindari segala macam pertemuan termasuk juga
pertemuan di gereja. Bila orang itu dan partner affairnya berasal dari gereja
yang sama, ia dan suami/istrinya dianjurkan untuk berpindah gereja, ataupun
pergi ke jemaat cabang.
g. Bila
perlu: pindah pekerjaan, pindah kekota lain ataupun keluar negeri. Ini adalah
langkah yang paling dratis. Bila setelah langkah-langkah diatas belum juga
terselesaikan masalh tersebut (asa sakit berlarut-larut dan tidak kunjungan
sembuh), langkah ini mungkin perlu dilakukan. Bila setelah langkah-langkah di
atas belum juga terselesaikan masalah tersebut (rasa sakit berlarut-larut dan
tidak kunjung sembuh), langkah ini
mungkin perluj dilakukan. Bila langkah terakhir ini diterapkan, berlakulah
kebalikan dari kata-kata “jauh di mata jauhdi hati.” Tanpa bertemu, tanpa
memandang dan berbicara dengannya dan masuk dalam situs yang sama sekali
berebeda, luka di hati akan cepat sembuh.
Langkah
terakhir yang drastic ini juga dilakukan oleh orang tua yang kaya bila ingin
memutuskan hubungan affair putranya denga wanita yang tidak mereka sukai,
misalnya hubungan dengan janda yang sudah mempunyai anak dan yang jauh lebih
tua dari anak mereka. kepada anak ini ditawarkan studi keluar negeri. Beberapa
bulan saja setelah anak itu berada diluar negeri, ia sudah akan melupakan
hubungan yang berdosa dengan si janda. Tentunya anak ini sendiri perlu cukup
matang untuk tinggal diluar negeri tanpa melakukan tindakan-tindakan yang tidak
bertanggung jawab.
Dalam
kasus-kasus seperti ini konseli ditantang untuk berobat. Setelah bertobat serta
menerima pengampunan Allah, ia ditantang untuk berani membayar harga (betapapun
mahalnya) agar ia terlepas dari hubungan zinah yang berdosa. Barulah setelah
itu perkenan Allah hadir lagi dalam hidupnya dan sejahterah ada lagi dalam
hatinya.
Tanggung Jawab Kristiani
Perlu
diingatkan disini bahwa tanggung jawab Kristiani tidak boleh diabaikan dalam
tiap tindakan kita, termasuk pemutusan hubungan “del” demi penyelesaian masalah
perzinahan. Misalnya zinah hati antara seorang pria dan wanita dilanjutkan
dengan perbuatan. Hubungan berdosa ini menyebabkan sang wanita mengandung. Bila
kemudian salah seorang ataupun keduanya ingin memutuskan hubungan mereka karena
suatu hal (berlainan iman, sebenarnya tidak saling mencintai bahkan mulai
saling membenci, salah satu mempunyai kepribadian yang parah, dll). Maka bukan
saja pihak wanita yang menanggung akibat dosa mereka. sang pemuda juga harus
menanggung akibatnya. Jelas iman Kristen melarang kandungan itu digugurkan.
Anak yang dilahirkan dapat dipelihara sendiri oleh sang pria ataupun sang
wanita ataupun di adopsi oleh orang lain. Bila sang wanita memutuskan untuk
memelihara anaknya, maka sang pria harus ikut menanggung biaya pemeliharaan
anak tersebut sampai ia mandiri (sampai dewasa).Dalam
hal ini perlu juga diingat prinsip : JANGAN BERDOSA UNTUK MENUTUPI DOSA!
Tindakan yang paling tepat bila kita berdosa ia bertobat dihadapan Allah. juga
jangan melakukan kesalahan lain untuk menutupi kesalahan yang telah dilakukan.